Percaya atau tidak, mengganti kemasan menjadi lebih menarik dan meyakinkan, secara langsung akan menaikkan penjualan. Bukan hanya desain menarik yang membuat produk bisa meningkat penjualannya, tetapi juga kelengkapan aspek legal lainnya.
Kemasan produk UKM sebenarnya harus “bekerja” lebih keras untuk meyakinkan konsumen, dibanding dengan produk-produk industri besar yang sudah dikenal masyarakat. Desain menarik akan mendorong konsumen mengambil produk UMKM, tapi begitu produknya kurang dikenal mulailah dia meneliti kelengkapan produk yang lainnya. Misalnya No. PIRT dari Dinas Kesehatan setempat, label halal, dan yang sangat penting adalah expire date (waktu kadaluarsa produk). Setelah diyakinkan dengan kelengkapan tadi, baru konsumen memutuskan untuk membelinya.
Saat dia mencoba produknya dan disuguhi oleh kualitas yang oke, maka akan menimbulkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut. Maka dipastikan akan terjadi peningkatan penjualan untuk produk tersebut.
Lalu, jika kualitas produk sudah baik, “kelengkapan” produknya sudah komplet, bagaimana membuat kemasan yang bisa menjual? Di bawah ini hal-hal yang mesti diperhatikan.
Pertama, buatlah kemasan dengan desain yang unik dan menarik, terutama untuk produk-produk yang sudah banyak dijual orang. Hal ini akan memberikan daya saing lebih dibanding dengan produk-produk sejenis. Apalagi jika penjualannya dilakukan di satu lokasi yang berdekatan, misalnya dalam pameran atau dijual di toko dengan dipajang dalam satu rak.
Kedua, buat kemasan dalam berbagai ukuran, sehingga konsumen bisa menyesuaikan dengan kebutuhan mereka. Suatu saat konsumen hanya membutuhkan jumlah sedikit, tapi di lain waktu kebutuhannya banyak. Semakin banyak variasi ukuran kemasan, akan semakin besar peluang peningkatan penjualannya. Di luar itu, beragamnya kemasan juga akan meningkatkan citra bonafide produk.
Ketiga, sesuaikan desain kemasan dengan isi produk, terutama untuk produk-produk yang baru dipasarkan. Misalnya, isinya merupakan produk keripik jagung, kemasan luarnya bisa didesain dengan gambar jagung. Hal ini dimaksudkan agar konsumen tidak salah memilih produk yang mereka inginkan. Sekaligus proses edukasi terhadap produk yang ditawarkan. Hal lainnya adalah sesuaikan desain kemasan dengan target pasar, baik umur maupun jenis kelamin. Jika produknya mengincar segmen pasar yang tidak spesifik, jangan pula membuat kemasan terlalu spesifik.
Kemasan juga sebaiknya diusahakan dibuat dari bahan-bahan yang bisa didaur ulang. Saat ini semakin banyak konsumen yang mementingkan pemeliharaan lingkungan hidup. Konsumen seperti ini akan diskriminatif, memilih produk yang menggunakan bahan-bahan yang bisa didaur ulang. Selain menyisir segmen konsumen seperti itu, bahan daur ulang juga akan membuat gengsi produk meningkat. Biasanya akan cenderung lebih dihargai oleh konsumen karena penggunaan kemasan dengan bahan yang didaur ulang, mencitrakan pengusahanya yang cinta lingkungan hidup yang sehat.