Menghindari Resiko Kegagalan Berusaha

Resiko adalah kemungkinan kerugian karena adanya ketidakpastian (uncertainty) dalam bisnis. Pada umumnya resiko bersifat paralel dengan tingkat keuntungan, artinya semakin besar tingkat untung yang dikejar akan semakin besar resiko yang dihadapi. Resiko sebenarnya tidak bisa dihindari, melainkan di-minimize (diperkecil) dan di manage (dikelola) dengan baik.

Secara garis besar, resiko bisa timbul dari dalam (internal) dan dari luar (ekstemal). Dari dalam artinya berasal dari hal-hal yang sebenarnya bisa langsung kita atasi sendiri (controlable). Dari luar maksudnya adalah resiko yang tidak bisa kita kendalikan (uncontrolable) tetapi hanya bisa kita perkirakan saja.

Contoh resiko dari dalam, diantaranya adalah :

  1. Resiko atas modal. Semakin besar modal investasi yang kita tanamkan dalam suatu usaha akan semakin besar kerugiannya bila gagal. Namun besar kecilnya modal yang akan kita investasikan dari awal adalah tergantung dari kita sendiri. Untuk memperkecil resiko, disamping dicari ukuran investasi yang tidak terlalu besar, atau bisa berbagi resiko dengan orang lain, melalui sisem persahaman.
  2. Resiko atas kegagalan produksi. Jika dalam berusaha kita menggunakan mesin bekas atau SDM yang kurang berpengalaman, maka kemungkinan terjadinya kegagalan produksi dan delivery akan sangat tinggi. Itu sebabnya perusahaan taksi misalnya, selalu memulai dengan mobil baru, bukan mobil bekas.

Sedangkan resiko dari luar, diantaranya adalah :

  1. Resiko fluktuasi (kenaikan-penurunan) harga. Turunnya harga barang yang dijual, atau naiknya harga bahan baku adalah salah satu kendala yang paling ditakuti pebisnis, dan tidak bisa dikendalikan. Berbagai cara digunakan untuk menghindari resiko ini, dengan membuat kontrak-kontrak penjualan dengan harga yang sudah ditentukan dimuka maupun hedging di bursa komoditas.
  2. Turunnya permintaan akibat kelesuan atau krisis ekonomi. Biasanya ini akan melanda seluruh dunia usaha, walaupun dengan intensitas yang berbeda-beda pada tiap sektornya. Disini perlunya keahlian untuk memperkirakan kondisi perekonomian ke depan.
  3. Timbulnya kompetitor yang tidak diduga sebelumnya. Ini mengharuskan seorang pebisnis harus terus mempertahankan competitiveness-nya kalau dia tidak mau tergeser dari kedudukannya sekarang.

Salah satu pertimbangan utama membuka usaha adalah masalah lokasi yang betul-betul harus dipilih dengan seksama sebab jika salah tempat maka untuk selanjutnya akan sangat mempengaruhi besarnya pendapatan usaha.

Dalam pemilihan lokasi, perlu dipertimbangkan lebih dulu, segmen konsumen akan dijadikan sasaran utama, apakah masyarakat rumah tangga, masyarakat pengusaha, pedagang dan industri, ataukah masyarakat pelancong atau turis. Syukur-syukur bisa mendapatkan lokasi yang bisa mencakup ketiga segmen konsumen diatas.

Bagikan Artikel