Dalam beberapa tahun terakhir ini, dunia digital telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Konten visual kini menjadi raja, dan lebih spesifik lagi, video berdurasi pendek atau short-form video semakin mendominasi platform media sosial hingga saat ini. Tidak heran jika Instagram Reels dan TikTok menjadi primadona baru bagi bisnis yang ingin menjangkau audiens dengan cara yang lebih cepat, segar, dan relevan.
Short-form video berbeda dengan format konten lain seperti blog atau artikel panjang yang membutuhkan waktu untuk dibaca. Dengan durasi singkat, hanya 15 detik hingga 1 menit, video ini mampu menyampaikan pesan, menampilkan kreativitas, sekaligus memicu interaksi. Tren inilah yang akhirnya membuat banyak bisnis mulai mengalihkan strategi pemasaran digital mereka ke platform Reels dan TikTok.
Ada banyak alasan mengapa short-form video begitu efektif. Pertama, konten jenis ini mudah dicerna karena tidak memerlukan waktu lama untuk memahami pesan. Dalam era serba cepat, orang lebih suka mengonsumsi sesuatu yang bisa ditonton dalam hitungan detik. Kedua, tingkat interaksi yang dihasilkan juga tinggi. Algoritma TikTok dan Instagram Reels dirancang untuk mendorong konten ke lebih banyak orang, terutama jika videonya menarik. Hal ini membuat peluang mendapatkan like, komentar, dan share jauh lebih besar dibandingkan konten foto statis. Ketiga, kreativitas seolah tidak ada batasnya. Dengan musik, efek, dan tren yang selalu berubah, bisnis dapat menyampaikan pesan dengan cara segar dan menyenangkan. Keempat, format ini cocok untuk semua kalangan bisnis, baik brand besar maupun UMKM yang baru merintis.
Agar hasilnya lebih optimal, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan Reels dan TikTok. Langkah pertama adalah mengenali siapa audiens utama. Apakah mereka remaja, anak muda, atau profesional muda? Dengan memahami target, gaya bahasa, tone video, dan jenis konten bisa disesuaikan. Selanjutnya, mengikuti tren juga penting. TikTok dan Reels hidup dari tren—mulai dari lagu viral, tantangan populer, hingga gaya editing tertentu. Namun, mengikuti tren tidak berarti kehilangan identitas. Bisnis harus tetap otentik dan relevan dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
Meski berdurasi singkat, video bisa tetap bercerita. Storytelling membuat penonton merasa terhubung secara emosional. Sebuah brand skincare, misalnya, bisa menampilkan perjalanan transformasi kulit dengan cara singkat namun menarik. Atau bisnis fesyen bisa menampilkan perubahan gaya outfit dalam beberapa detik. Yang terpenting, cerita yang dibangun mampu meninggalkan kesan dalam waktu singkat.
Konsistensi juga menjadi kunci. Jangan berharap hasil instan dari hanya satu atau dua unggahan. Algoritma TikTok dan Reels lebih menyukai akun yang aktif dan konsisten. Membuat jadwal rutin, misalnya tiga hingga lima video per minggu, bisa meningkatkan peluang masuk ke For You Page dan menjangkau audiens lebih luas. Selain itu, manfaatkan fitur interaktif seperti sticker, polling, atau caption yang memancing komentar. Interaksi semacam ini akan memberi sinyal positif ke algoritma bahwa konten relevan bagi audiens.
Satu hal yang sering dilupakan adalah ajakan bertindak atau call to action. Karena tujuan akhir dari konten bisnis adalah konversi, penting untuk selalu mengarahkan audiens. Ajakan sederhana seperti “Cek link di bio untuk promo spesial” atau “Follow untuk tips lainnya” bisa memberikan hasil nyata.
Banyak kisah sukses UMKM yang berhasil melejit berkat short-form video. Sebuah toko kue rumahan, misalnya, awalnya hanya berjualan lewat WhatsApp. Namun, setelah salah satu videonya tentang proses pembuatan kue viral, pesanan meningkat drastis. Dengan menampilkan behind the scene yang sederhana tapi otentik, audiens merasa dekat dan akhirnya tertarik membeli. Hal serupa juga dialami bisnis fesyen lokal yang memanfaatkan tren OOTD challenge. Hanya dengan kreativitas sederhana, mereka bisa bersaing dengan brand besar karena algoritma memberi kesempatan sama kepada semua kreator.
Agar video lebih menarik, ada beberapa hal teknis yang bisa diperhatikan. Gunakan pencahayaan yang baik meski hanya dengan smartphone, pastikan audio jelas dan mengikuti musik populer, dan edit video secara dinamis agar tidak membosankan. Jangan lupa menambahkan teks atau subtitle agar pesan tetap tersampaikan walau ditonton tanpa suara.
Di era digital saat ini, short-form video is king. Reels dan TikTok bukan lagi sekadar hiburan, melainkan peluang emas bagi bisnis untuk tumbuh dengan cara kreatif dan relevan. Dengan memahami audiens, mengikuti tren, konsisten membuat konten, serta menghadirkan storytelling yang kuat, bisnis apa pun bisa merasakan dampak positifnya. Jika dulu pemasaran hanya mengandalkan iklan konvensional atau foto produk, kini video singkatlah yang menjadi senjata utama. Jangan ragu untuk mulai mencoba, karena langkah kecil di Reels dan TikTok bisa membawa bisnis Anda naik ke level berikutnya.